Libassumsel.com – Banyuasin (16/11/2023)
Sulitnya untuk mendapatkan bahan bakar jenis solar sampai harus mengantri berjam-jam di SPBU-SPBU khususnya di kabupaten banyuasin. Selain menimbulkan kemacetan di ruas jalan utama juga menimbulkan polemik bagi masyarakat yang memiliki usaha jasa angkutan atau ekspedisi walaupun sudah mengantri bahan bakar solar di SPBU berjam-jam terkadang belum sampai pada pengisian bahan bakar solar tersebut telah habis.
Seperti keluhan masyarakat yang mempunyai usaha jasa angkutan ekspedisi perorangan yang mana tidak sesuainya uang jalan transportasi dengan waktu tempuh perjalanan disebabkan habisnya waktu hanya untuk mengantri bahan bakar jenis solar tersebut terkadang dalam perjalanan sulit mendapatkan bahan bakar solar dikarenakan SPBU yang ditemui bahan bakar solar tersebut telah habis. Maka narasumber kami AR berinisiatif dalam waktu kosong selagi belum mendapatkan muatan (ekspedisi) narasumber kami melakukan pengepokan bahan bakar solar tersebut dengan tujuan pada waktu mendapatkan tarikan angkutan barang narasumber kami tidak terkendala untuk bahan bakar jenis solar tersebut. narasumber kami menjelaskan di saat pekerjaan pengangkutan barang narasumber kami membawa cadangan minyak dari hasil simpanan narasumber kami pada waktu senggang di mana belum ada angkutan barang. Dengan demikian narasumber kami tidak begitu rugi dalam pekerjaan transportasinya yaitu jasa angkutan barang dikarenakan tidak harus mengantri di SPBU berjam-jam apabila dipertengahan jalan semua SPBU bahan bakar solarnya habis. Tetapi dilema yang dirasakan oleh narasumber kami pada saat wawancara dengan tim media Libas Sumsel inisiatif narasumber kami sering diisukan penimbunan minyak ilegal padahal narasumber kami hanya melakukan inisiatif untuk solusi sulitnya mendapatkan bahan bakar solar dikarenakan pekerjaan narasumber kami penyedia jasa angkutan barang. Seharusnya pihak daripada pemerintah harus cepat memikirkan solusi dari kelangkaan bahan bakar jenis solar. Kenapa dikatakan langka karena panjangnya antrian pembeli bahan bakar jenis solar di kabupaten Banyuasin. jelas hal tersebut sangat menjepit daripada penghasilan bagi masyarakat yang pekerjaannya menyediakan jasa angkutan dalam skala perorangan dikarenakan ongkos jalan membengkak karena bertambahnya waktu tempuh kendaraan hingga menyebabkan biaya transportasi menjadi dua kali lipat. Dalam wawancara kami dengan AR inisiatif yang dilakukannya untuk menutupi kerugian usaha angkutan jasa miliknya dengan memanfaatkan waktu luang untuk membeli bahan bakar solar dan disimpan sebagai cadangan di saat narasumber kami melakukan pekerjaan dalam bidang jasa angkutan terkadang dianggap hal tersebut penimbunan minyak ilegal.
Jadi dalam penjelasan narasumber kami AR persoalan bahan bakar jenis solar memang menjadi dilema bagi masyarakat serba salah yang dialami oleh masyarakat yang mempunyai jasa angkutan skala perorangan tidak melakukan inisiatif jelas akan mendapatkan kerugian dalam pekerjaan tersebut sedangkan berinisiatif untuk mengumpulkan bahan bakar solar pada waktu senggang dianggap sudah melakukan penimbunan minyak ilegal. Narasumber kami berharap kepada para pihak yang terkait bahwa tidak semua masyarakat menimbun solar itu suatu tujuan kejahatan melainkan solusi untuk menekan kerugian uang jalan disebabkan waktu tempuh perjalanan dengan cara menyimpan bahan bakar jenis solar pada waktu senggang menggunakan mobil sendiri dan hasil penyimpanan tersebut akan menjadi bahan bakar cadangan pada waktu melakukan angkutan barang ke provinsi-provinsi atau daerah-daerah lain.
Narasumber kami berharap kepada pihak-pihak penegak hukum dan juga pihak yang terkait lainnya agar lebih mengedepankan kebijakan-kebijakan hukum karena untuk saat ini menyimpan bahan bakar jenis solar subsidi bukan untuk mencari keuntungan lebih melainkan juga untuk menekan kors daripada perjalanan jasa angkutan dalam hal ini jasa angkutan perorangan.
Mudah-mudahan pemerintah cepat mencari solusi khususnya bahan bakar jenis solar tersebut agar masyarakat yang memiliki jasa angkutan skala kecil (perorangan) masih bisa makan dan menyekolahkan anak-anaknya dan bukan dengan menghabiskan hasil kerja jasa angkutan dengan mendirikan tenda di jalan hanya untuk mendapatkan bahan bakar jenis solar tersebut ujar narasumber kami (Redaksi)